MASIH ADAKAH PASAR MEDIA LOKAL?
I.
PERKEMBANGAN INDUSTRI MEDIA NASIONAL
·
Industri media nasional marak terdiri : TV (65),
radio (2000) media cetak (829) dan
Internet meningkat pesat (25 %)
·
Media
terfragmentasi, segmentasi dan digitalisasi.
·
Media
sehat bisnis 30 %, tidak sehat bisnis 70 %
·
Kecendrungan
konsentrasi Media dalam group dominan.
·
Belanja
iklan bertumbuh tapi masih didominir TV (70 %)
·
Rasio
pembaca media cetak per penduduk masih tinggi
·
Produk
Pers nasional berkategori komoditi mahal dan harus bayar.
II. PERMASALAHAN EKSTERNAL PERUSAHAAN PERS
·
Pengalaman kebebasan pers dari era penjajahan s/d
orde baru
·
Kebebasan
pers di era reformasi mulai terancam dengan berbagai UU atau peraturan
·
Tidak
ada school of journalism dan pembiaran
oleh pemerintah
·
Kemajuan
teknologi dan era globalisasi
III.
PERMASALAHAN INTERNAL PERUSAHAAN PERS
·
Sebagian
besar perusahaan pers tidak professional dan tidak sehat.
·
Kompetensi
SDM sebagian besar relatif masih rendah dan tidak merata
·
Masih
banyak wartawan tidak paham UU Pers, dan melanggar KEJ
·
Sebagian
Wartawan merusak profesi dan citra perusahaan pers
·
Banyak
wartawan melakukan pemerasan, terima amplop, WTS
·
Kriminalitas
thp insan pers menghambat jurnalisme investigasi
IV. MENGAPA PASAR MEDIA LOKAL
·
Demokratisasi,
reformasi dan kemerdekaan pers telah bergulir
·
Otonomi
daerah sudah berjalan dan terus berkembang
·
Publik
lokal lebih concern isu lingkungan terdekatnya
·
Perkembangan
teknologi dan informasi sangat cepat/convergen
·
Media
telah terfragmentas tersegmentasi dan terfokus.
·
Industri media lokal makin marak, perang harga dan
bersaing ketat
·
Belanja iklan sebagian bergeser dari nasional ke
lokal/ segmented
·
Produk
lokal merasakan promosi lebih efektif melalui media lokal
V. APA DAN SIAPA MEDIA LOKAL
·
JawaPos
grup mendominir wilayah Indonesia Timur
·
Kompas
grup menyusul dan mengikuti JawaPos grup
·
Media
leader/ top level masih memimpin wilayah kota per propinsi
·
Media
second level marak menyusul dan lebih fokus/segmented
VI. PEMBACA
MEDIA LOKAL
·
Pembaca
media lokal besar tapi media yang baik sedikit
·
Rasio
standar media cetak / penduduk ( UNESCO per
negara 1 : 10 )
·
Rasio
media cetak /penduduk Amerika ( 1 : 5)
·
Rasio
media cetak / penduduk Jepang ( 1 : 2)
·
Rasio
media cetak /penduduk Indonesia ( 1 :
41)
·
Rasio
media/ penduduk Jawa Barat ( 1 : 63)
·
Rasio
media/ penduduk Jawa Tengah ( 1 : 45 )
·
Rasio
media/ penduduk Jawa Timur ( 1 : 47 )
·
Rasio
media/ penduduk Sumatra Barat ( 1 : 102 )
·
Rasio
media/ penduduk Sumatra Utara( 1 : 35 )
·
Rasio
media / penduduk Sumatra Selatan ( 1 : 48
)
·
Rasio
media / penduduk Pekanbaru (1 : 4)
VII. BELANJA
IKLAN LOKAL
·
Belanja
iklan nasional 2008 berkisar Rp.35
Triliun
·
Media cetak nasional mengambil porsi Rp.10 triliun
( 28,5 % )
·
Media
cetak lokal mengambil porsi sekitar Rp.3,5 triliun ( 1 % )
*) prediksi berdasarkan
data th.2005
VIII.
TANTANGAN MEDIA LOKAL
·
Daya
beli masyarakat lemah
·
Minat
baca rendah
·
Perang
harga diantara sesama media
·
Standar
Gaji wartawan rendah
·
Kualitas
SDM media belum memadai dan merata
·
Grup
besar media memiliki daya saing yang kuat
IX.
PELUANG MEDIA LOKAL
·
Potensi
pembaca besar ( rasio pembaca / penduduk )
·
Belanja
iklan lokal meningkat
·
Ekonomi
daerah makin bertumbuh
·
Pengiklan
sadar memilih promosi produk lokal ke media lokal
X. PROFILE
PEKANBARU
A. Geografis
Luas
wilayah 632, 26 Km2
B. Demografis
·
Jumlah
penduduk 717.000 jiwa (tahun 2007)
·
Usia
Dewasa (21 th keatas pria + wanita) ± 681.000 jiwa
·
Income
per kapita sebesar Rp 3.4 juta (1990) menjadi Rp 5 juta pada tahun 2000 atau
naik sebesar 49.24 %.
C. Media
lokal Pekanbaru
1.
Jenis dan jumlah
(berdasarkan tiras, sumber : Media
Directory 2007 )
-
Surat kabar harian 10 buah
-
Surat kabar mingguan 14
buah
-
Tabloid 18 buah
-
Majalah
6 buah
-
Radio
-
TV
2.
Media besar Pekanbaru (berdasarkan tiras, sumber : Media Directory 2007 )
-
Surat
kabar harian :
1.
Pekan
Baru MX (20.000 eks)
2.
Pekan
Baru Pos (7500 eks)
3.
Metro
Riau ( 6000 eks)
4.
Media
Riau ( 5000 eks)
5.
Dumai
Pos (5000 eks)
6.
Rakyat
Riau ( 3500 eks)
-
Surat
kabar mingguan :
1. Forum Masyarakat ( 4000
eks)
2. Genta ( 3500 eks)
3. Intermezo ( 3000 eks)
4. Tirai ( 2000 eks)
5. Indonesia Bersatu( 1000
eks)
-
Tabloid :
1. Media Otonomi Plus( 5000
eks)
2. Media Negeri ( 3000 eks)
3. Menara ( 2500 eks)
4. Mentari ( 2500 eks)
5. Buser ( 2500 eks)
6. Buser Metro Riau ( 2000
eks)
7. Expo ( 1500 eks)
-
Majalah
1. Riau Review ( 5000 eks)
2. Sinyal Group ( 3000 eks)
3. PANTAS( 1500 eks)
4. Sabda Republik( 1000 eks)
5. SAGANG( 1000 eks)
-
Radio
-
TV
XI. KESIMPULAN
Potensi pembaca dan
pengiklan masih besar bagi media lokal, dengan catatan : penerbit media harus
memiliki solusi dan strategi ke depan agar pengembangan media lokal lebih
memiliki daya saing melalui strategi kreatif dan hendaknya dikelola lebih
efektif dan efisien.
SOLUSI DAN STRATEGI KEDEPAN
·
Sebaiknya
tidak selalu ikut bermain di area redocean kalau masih celah lain di blueocean
yang lebih fokus, jelas, terukur dan
efektif
·
Perlu
ada konsep pengembangan media sesuai target pembaca dan pengiklan yang lebih
kreatif, efektif dan efisien.
·
Perlu
ada konsep penjualan dan pemasaran yang lebih terintegrasi, sinergi dan
konvergensi seluruh unit kerja.
·
Target
media tidak harus selalu mengejar oplag tapi lebih yang kena sasaran pembaca
dan pengiklan.
·
Pengelolaan
media harus efisien dan pelayanan yang terbaik kepada Klien.
Contoh:
·
Media
one stop / satu atap : TV, Radio,
Internet, Koran, Majalah jadi satu kesatuan
·
Media berkonsep komunitas / gratis : Geografis,
Geografis, Psikografis
·
Paket satu harga seluruh media, dll.
·
Sistem kerja internal tiap unit yang sederhana dan
efisien melalui konvergensi dan sinergi, dengam manajemen yang kuat dan
professional.
·
Terus
kreatif dan mencari niche pembaca, mengembangkan content -edittorial yang unik
dan personalized sesuai kebutuhan dan trend tiap area.
Disusun oleh:
Sukardi Darmawan
Direktur Majalah Info Gading Group
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !