Headlines News :
Home » , » Secuil Kisah Lancang Kuning Berlayar Narasi

Secuil Kisah Lancang Kuning Berlayar Narasi

Written By riki on Wednesday, August 13, 2014 | 8/13/2014 01:36:00 AM


Oleh:Riki Arianto
Rumah berpagar besi  yang dijadikan kantor sekretariat Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Riau berada di tengah kota Pekanbaru  namun lokasinya cukup tersembunyi. Di jalan Katio nomor  tiga berdekatan dengan perumahan Bahana dan Madrasah Aliah Negri (MAN) 1 Pekanbaru .  Di pekarangan rumahn terdapat empat pohon yang cukup rindang, dari ke empatnya, pohon manggalah yang paling rendah namun tidak berbuah-karena belum musimnya. Di dalam rumah ada beberapa ruangan yang warna berbeda, pada ruang tamu berwarna hijau, ruang tengah dekat dengan Televisi berwarna putih, ruang rapat merupakan ruang terbesar di rumah ini-ruang ini berwarna cream- meja rapat berwarna hitam disusun membentuk persegi panjang.  Rumah inilah yang dijadikan tempat pelatihan penulisan narasi yang diselenggarakan oleh Forum Pers Mahasiswa (Fopersma)  Riau dan Alumni Narasi Kelompok Kerja (Pokja) Riau yang dimulai 30 Januari-3 Februari 2013.
Hari itu , 31 Januari 2012, merupakan hari kedua dari acara tersebut.  Peserta yang mengikuti  workshop bertema “lancang kuning berlayar narasi “  sebenarnya berjumlah 22 orang namun yang hadir hanya 18 orang.  Saya- salah satu peserta itu. Pada hari itu juga semua peserta diberikan tugas untuk membuat tulisan dari hasil wawancara dalam bentuk bercerita layaknya sebuah karangan deskriptif.  Tugas ini diberikan sore hari setelah berdiskusi panjang  dengan Anugerah Perkasa-seorang reporter untuk harian Bisnis Indonesia, menulis korupsi, komflik sumber daya alam.
Malamnya , sekitar pukul  21:00 WIB saya menemui  Eko Kurniawan, seorang peserta workshop asal  Sumatera Barat yang kini kuliah di Universitas Andalas (Unand) jurusan Hukum Administrasi Negara sejak 2007 silam. Eko aktif diorganisasi Pers Mahasiswa Gema Justicia Fakultas Hukum Unand sejak 2009. Saat saya menghampirinya,  Eko sedang asyik bermain laptop membaca situs berita Ganto milik Lembaga Pers Mahasiswa Ganto Universitas Negeri Padang.  Kemudian saya mengajaknya untuk  mengerjakan tugas yang diberikan oleh Mas Nugi -sapaan akrab Anugerah Perkasa.
Kamipun keluar mencari tempat yang jauh dari keramaian peserta workshop.  Teras rumahlah yang kami pilih, saat itu ada Tahnia Dwi Sari-peserta workshop dari Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Aklamasi Universitas Islam Riau sedang mewanwancarai Umi Khoiriyah-salah satu peserta workshop juga.  Kami duduk tak jauh dari mereka.  Saling berhadapan, namun saya duduk dilantai bersandar pada tiang tengah dan agak menghadap kearah pagar.  Langit terlihat gelap, hembusan angin  sepoy menerpa dedaunan pada batang pohon di pekarangan meski tak terlihat jelas karena dibatasi jarak pandang suasana malam. Kami berbagi tugas,  untuk pertama saya bertindak sebagai narasumber dan Eko mewawancarai saya. Eko mulai dengan pertanyaan tentang sejarah  tabloid visi dan beberapa pertanyaan lain yang berkaitan dengan Visi, kemudian Eko menanyakan saya tentang Fopersma dan sejarahnya. Terakhir dia menanyakan harapan saya terhadap Fopersma dan visi.
Kemudian tibalah giliranku untuk betindak sebagai pewawancara.  Sambil memegang pulpen dan blocknote seolah bersiap menulis seuatu, aku mulai mewawancarainya.
Eko Kurniawan  lahir dari pasangan Jasrial dan Eni. Ia merupakan anak pertama dari empat saudara. Pria yang berkulit putih dan tinggi 158 sentimeter ini memiliki jenggot tipis di dagunya. Tubunhya terlihat agak kurus, kuku-kuku di jarinya terlihat rusak hal ini disebabkan jarinya terjepit pintu dan kuku yang lainnya terlihat sama. Eko memilki rambut yang pendek dan lurus. Malam itu ia menganakan baju kaos biru bertuliskan PSPS di punggungnya. Terdapat dua gelang yang melingkar di tangan kirinya, satu warna hitam sedangkang yang satunya lagi berwarna putih dan terbuat dari sejenis cangkang kerang. Pena hitam merek standar AE7 ALFA TIP 0.5 dipegang ditangannya. Ketika menjawab pertanyaan, pena ini selalu terlihat diputar-putar, suaranya  juga sedikit terbata.

Menjadi seorang jurnalis yang meliput olah raga itulah cita-citanya. “wartwan pekerjaan yang mulia, saya tertarik menjadi wartawan olahraga sebab hobi main bola”, ungkapnya. Rumah –tempat tinggalnya sekarang hanya berjarak sekitar 100 meter dari stadion Agus Salim-stadion kebanggan masyarakat Sumatera Barat-markasnya Persatuan Sepak Bola Semen Padang. Hal inilah yang membuatnya semakin ingin menjadi wartawan olahraga. Eko tak banyak bicara,ia selalu sibuk dengan kegiatannya sendiri  apa lagi kalau sudah didepan laptop.  Ketika di depan laptop dia hanya menjawab pertanyaan ku seperlunya saja. Orang  tua Eko hanyalah seorang karyawan PT KAI di Padang-perusahaan Kereta Api. Ia tak banyak cerita tentang keluarganya.
Juni 2012 lalu terjadi keributan antara Fakultas Ilmu Sosial Politik (FISIP) dan Fakultas Peternakan di Unand. Eko terjun langsung meliput peristiwa ini sehingga dia tahu persis apa yang terjadi.
“Suara desingan senapan yang ditembakan polisi terdengar  jelas saat itu !” ujanya sambil merubah posisi duduk. Fakultas Hukum tempatnya kuliah  berdekatan dengan FISIP sehingga Eko bisa mendapatkan informasi dengan cepat dari kejadian itu.
Eko bercerita banyak tentang pengalamannya sejak bergabung di LPM Gema Justicia. Sudah dua tahun ia menjabat sebagai dewan redaksi, posisi pimpinan redaksipun pernah ia rasakan pada tahun 2010 lalu. Eko juga bercerita tentang kisah asmaranya. Ia mengaku hingga kini belum pernah pacaran. Dulu ia sempat naksir seorang wanita, Eko tak mau mengatakan siapa wanita yang disukainya. “ketika ku nembak cewek itu,aku ditolak karean udah keduluan orang”. Ujarnya malu-malu.
Selain menulis, Eko juga memilki hobi yang unik yaitu mengoleksi perangko. Hobi ini ia geluti sejak 2007 silam. Hingga kini Eko  telah mengumpulkan lebih 50 perangko, perangko yang paling disukainya adalah perangko bergambar hewan, terutama orangutan dan Badak. “ orangutan dan Badak  merupakan hewan yang hampir punah “ ungkap pria yang lahir pada 22 Maret 1988 silam.


Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Blogger templates

 
Support : Creating Website | Riki Arianto | Copyright#Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Ruang Menulis dan Campur Sari - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template